MAKALAH KARAKTERISTIK RUANG DAN SUMBER DAYA ALAM
MAKALAH
KARAKTERISTIK RUANG DAN SUMBER DAYA ALAM
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah IPS MI/SD
Dosen Pengampu: Wahyu Ria
Patriana, M.Pd.
Disusun oleh:
Ashif Mukarrom (203190128)
Fadilatul Fitriani (203190142)
Tasya Hanifah (203190112)
JURUSAN
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
IAIN
PONOROGO
2019
KATA
PENGANTAR
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ
وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Puji syukur kehadirat ALLAH SWT
yang telah melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul KARAKTERISITIK RUANG DAN SUMBER DAYA ALAM
yang disusun guna memenuhi tugas IPS MI/SDt kelas GMI D semester genap.
Untuk
menghasilkan makalah yang baik, penulis memulainya dengan mencari referensi
dari berbagai sumber informasi sampai dengan penyusunan makalah. Akan tetapi,
banyaknya keterbatasan yang ada pada diri penulis, maka wajar apabila dalam
penyelesaian banyak pihak yang membantu penulis. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihah-pihak yang
dimaksud, utamanya :
- Ibu
Wahyu Ria Patriana, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing yang sudah
memfasilitasi kami dalam pembuatan makalah.
- Orang tua, teman-teman, dan pihak yang telah
membantu penulis yang secara langsung maupun tidak langsung memberikan
bantuan demi terselesaikannya makalah ini.
Meski telah berusaha
semaksimal mungkin, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu penulis memohon kritik dan saran dari semua pihak demi
kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
و السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ
وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه
Ponorogo,
31 Januari 2020
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Belakang Masalah
Setiap ruang di permukaan bumi memiliki ciri khas
tertentu yang berbeda antara suatu wilayah dan wilayah lainnya. Karakteristik
yang khas tersebut dapat berupa tanah, batuan, tumbuhan, dan lain-lain yang
berbeda dengan tempat lainnya. Indonesia sebagai suatu wilayah di permukaan
bumi juga memiliki karakteristik tersendiri dengan wilayah lainnya.
Perbedaan karakteristik ruang di setiap
wilayah sangat mempengaruhi kekayaan sumber daya alam di masing-masing wilayah.
Sumber daya alam merupakan kebutuhan bagi manusia untuk memenuhi hidupnya. Dari
karakteristik ruang ini dapat ditemukan berbagai macam sumber daya alam,
persebarannya, dan pemanfaatannya.
B. Rumusan Masalah
1.
Bagaimana
karakteristik ruang di Indonesia?
2.
Apa
pengertian sumber daya alam?
3.
Bagaimana
persebaran sumber daya alam di Indonesia?
4.
Bagaimana
pemanfaatan sumber daya alam di Indoneisa?
5.
Bagaimana
persebaran dan pemanfaatan sumber daya alam di Ponorogo?
C. Tujuan Penelitian
- Untuk mengetahui karakteristik ruang yang ada
di Indonesia.
- Untuk mengenal sumber daya alam.
- Untuk mengetahui persebaran sumber daya alam
yang ada di Indonesia.
- Untuk mengetahui pemanfaatan sumber daya alam
di Indonesia.
- Untuk mengetahui persebaran dan pemanfaatan
sumber daya alam di Ponorogo
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Karakteristik
Ruang
Perbedaan
karakteristik ruang di setiap wilayah sangat mempengaruhi kegiatan ekonomi,
sosial, budaya, dan pola hidup masyarakat. Karakteristik ruang daerah
pegunungan yang permukaan berbukit-bukit, tidak rata tetapi tanahnya subur
sangat cocok dimanfaatkan sebagai lahan pertanian. Hal tersebut berdampak pada
aktivitas penduduk yang banyak bekerja sebagai petani. Begitu juga dataran rendah
yang tanahnya datar cocok untuk area pemukiman, perkantoran, dan industri
sehingga penduduk di dataran rendah lebih cocok jika bekerja di sektor industri
dan jasa sebagai karyawan, pegawai, pedagang dan lain-lain. Karakteristik
wilayah Indonesia dilihat dari letak astronomis, geografis, geologis, keadaan
alam, flora, dan faunanya diuraikan sebagai berikut:[1]
1.
Letak
Astronomis
Letak astronomis adalah letak suatu daerah berdasarkan
pada garis lintang dan bujur atau meridiam bujur. Selain itu kita mengenal
adanya garis bujur yaitu garis khayal pada peta atau globe yang menghubungkan
kedua kutub-kutub bumi yang terdiri 180 derajat bujur timur (BT) dan 180
derajat bujur barat (BB) dengan titik nol derajat di kota Greenwich, Inggris.
Berdasarkan garis lintang dan bujur bumi, maka letak
kepulauan Indonesia 6ºLU-11º LS serta 95º BT-141º BT. Karena masih terletak
antara 23, 5º LU (Tropic of cancer) dan 23, 5º LS (Tropic capricorn)
maka Indonesia beriklim tropis sehingga mengakibatkan,
a.
Kepulauan
Indonesia memiliki keseragaman temperatur yang selalu tinggi sepanjang tahun.
b.
Cepat lupuknya
batuan dan di pindahkan .
c.
Karena indonesia
terletak di equator, maka berakibat perbedaan panjang siang dan malam kurang
lebih sama yaitu 12 jam.
d.
Banyak terjadi
hujan zenital yang terjadi karena luas perairan Indonesia lebih luas dari pada
daratannya.
e.
Adanya bermacam
macam jenis hewan dan tumbuh tumbuhan yang khas dengan tropis.[2]
2.
Letak Geografis
Secara geografis, Indonesia sangat
diuntungkan karena terletak pada posisi silang diantara 2 benua (Asia dan
Australia) dan diantara 2 samudra (Hindia dan Pasifik). Letak geografis ini
sangat strategis karena Indonesia berada pada jalur pelayaran dan penerbangan
Internasional dilalui oleh banyak negara di dunia.[3]
3.
Letak Geologis
Letak geologi adalah letak suatu daerah berdasarkan pada
keadaan geologis di sekitarnya. Secara geologis Indonesia terletak antara dua
kontinen yaitu benua Benua Asia dan Benua Australia. Karena letak geologis
Indonesia yang komplek maka sebenarnya Indonesia terletak di antara tiga zona
geologi yang sudah stabil, yaitu
a.
Sunda Flatform (Dangkalan Sunda),
b.
Sahul Flatform (Dangkalan Sahul)
c.
Dasar laut pasifik yang dalam
Secara geologis kepulauan Indonesia merupakan daerah
yang masih labil karena terletak di antara tiga daerah (zone) yang
sangat stabil. Indonesia di pisahkan atas tiga daratan. Garis yang memisahkan
daratan Indonesia Barat dan Tenggara adalah garis Wallace, sedangkan
garis yang memisahkan daratan Indonesia Tengah dan Timur disebut garis Garis
weber.[4]
4.
Keadaan Alam
Keadaan alam wilayah Indonesia
terdiri atas: pegunungan, gunung, dataran tinggi, dataran rendah, pulau,
pantai, sungai, danau, laut, teluk, tanjung, selat, lembah, dan lain-lain.
5.
Keragaman flora dan fauna
Keragaman floranya terlihat dari
berbagai jenis tumbuhan yang hidup di hutan hujan tropis, hutan musim, hutan
bakau, stepa, dan sabana. Karakteristik faunanya terbagi menjadi 3 kelompok
menurut garis Weber dan Wallace, yaitu: fauna jenis Asiatis,
Australiatis, dan Peralihan. Hal ini membuat negara Indonesia memiliki
keragaman kekayaan hayati (hewan dan tumbuhan) yang melimpah jika dibandingkan
dengan negara lainnya.[5]
- Sumber Daya Alam
1.
Pengetian
Secara sederhana
sumber daya alam (SDA) dapat diartikan segala sesuatu yang terdapat di alam
yang dapat dimanfaatkan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Potensi
nilai dari bahan/benda tersebut yang dimanfaatkan. Dengan kata lain, sumber
daya alam merupakan suatu nilai potensi dari bahan-bahan yang ada di alam untuk
memenuhi kebutuhan manusia.
Semua unsur pembentuk lingkungan
alam, baik biotik maupun abiotik, yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan
manusia dan meningkatkan kesejahteraan manusia tergolong sumber daya alam.
Komponen biotik (makhluk hidup) terdiri atas tumbuhan dan hewan. Sementara itu,
komponen abiotik (makhluk tak hidup) meliputi udara, air, tanah, batu, pasir,
termasuk juga minyak bumi, batu bara, dan emas. Potensi dari komponen-komponen
tersebut diolah untuk mencukupi kebutuhan dan kesejahteraan manusia.[6]
2.
Macam-macam sumber daya alam
Sumber daya alam yang terdapat di
Bumi sangat beragam macamnya. Para ahli mengelompokkan sumber daya alam
berdasarkan jenis, habitat/lokasi, sifat, dan proses terbentuknya.
a.
Berdasarkan Jenisnya
Berdasarkan jenisnya, sumber daya
alam dikelompokkan menjadi dua, yaitu hayati dan nonhayati. Sumber daya hayati
berupa sumber daya makhluk hidup sehingga disebut juga sumber daya biotik. Contohnya
hewan dan tumbuhan. Sumber daya nonhayati berupa benda-benda mati sehingga
disebut juga sumber daya abiotik. Contohnya tanah, batu, air, dan bahan
tambang.
b.
Berdasarkan Habitatnya
Berdasarkan habitatnya (lokasi),
sumber daya alam terdiri atas terestris dan akuatik. Sumber daya alam terestris
merupakan semua bentuk sumber daya alam yang berasal dari wilayah daratan.
Sumber daya alam ini berhubungan dengan tanah dan penggunaannya. Seperti untuk
membuat keramik, genteng, dan batu bata. Sumber daya akuatik merupakan semua bentuk
sumber daya alam yang berasal dari wilayah perairan. Sumber daya ini
berhubungan dengan air dan pemanfaatannya seperti air hujan, air tanah, sungai,
laut, danau, rawa, dan telaga.
c.
Berdasarkan Sifatnya
Berdasarkan sifatnya, sumber daya
alam dibedakan menjadi tiga, yaitu sumber daya alam terbarukan (renewable
resources), sumber daya alam tak terbarukan (nonrenewable resources),
dan sumber daya alam tidak habis (continues resources). Dinamakan sumber
daya alam terbarukan karena sumber daya alam tersebut mampu melakukan
reproduksi dan regenerasi (dapat dipulihkan kembali). Contohnya air, tanah,
hujan, hewan, dan tumbuhan. Air dapat terbarukan melalui panjang siklus air.
Sumber daya alam tidak terbarukan berupa bahan tambang dan galian, seperti
minyak tanah, batu bara, emas, timah, dan batu mulia. Sumber daya alam yang
tidak habis dipakai berupa energi matahari, angin, energi pasang surut air
laut, dan energi gelombang laut.
d.
Berdasarkan Proses Terbentuknya
Berdasarkan proses terbentuknya,
sumber daya alam terbagi menjadi tiga, yaitu sumber daya alam biotik, fisis,
dan lingkungan. Sumber daya alam biotik terbentuk dari proses tumbuh dan
berkembangnya makhluk hidup, contohnya hewan dan tumbuhan. Sumber daya fisis
terbentuk dari proses-proses fisis dan kekuatan alam. Gabungan antara keduanya
ini menghasilkan sumber daya fisis berupa makhluk tak hidup (abiotik) seperti
air, tanah, dan bahan tambang. Sumber daya alam lingkungan terbentuk dari
interaksi atau hubungan timbal balik antara faktor biotik dan faktor abiotik.
Hubungan saling membutuhkan dan memengaruhi tersebut membentuk satu kesatuan
yang dinamakan lingkungan. Sumber daya alam lingkungan dapat berupa lingkungan
sawah, sungai, hutan, lembah, dan gunung.[7]
C.
Persebaran Sumber Daya Alam di Indonesia
1.
Persebaran Flora
Persebaran sumber daya flora di
Indonesia diantaranya dipengaruhi faktor geologis. Faktor geologis berhubungan
dengan sejarah pembentukan kepulauan Indonesia pada masa lampau. Para ahli
geologi menyebutkan bahwa pulau-pulau Indonesia di bagian barat dahulunya
menjadi bagian dari Benua Asia, sedangkan pulau-pulau di bagian timur menjadi
bagian dari Benua Australia. Pergerakan lempeng bumi pada masa Pleistosen
menyebabkan tiap-tiap bagian terpisah dan membentuk kepulauan Indonesia seperti
sekarang ini.
Berdasarkan faktor geologis
persebaran flora Indonesia dapat dikelompokkan menjadi tiga wilayah utama,
yaitu flora Dataran Sunda, flora Dataran Sahul, dan flora Peralihan.[8]
a.
Flora Dataran Sunda
Flora Dataran Sunda merupakan flora yang menghuni kawasan Dataran Sunda
yang berada di bagian barat wilayah Indonesia. Dataran Sunda meliputi
Pulau Sumatra, Kalimantan, Jawa, dan Bali. Flora-flora di tempat ini mirip
dengan flora di Benua Asia sehingga sering disebut flora Asiatis. Di daratan
Pulau Sumatra dapat ditemukan flora endemik seperti padma raksasa (Rafflesia
Arnoldii) dan andalas (Morus Macroura).
Di daratan Pulau Kalimantan dapat dijumpai flora endemik seperti kasturi
(Mangifera casturi), dan anggrek hitam (Coelogyne
pandurata).
Flora Jawa-Bali merupakan flora yang menghuni Pulau Jawa, Madura, dan Bali
termasuk pulau-pulau kecil di sekitarnya. Ragam flora endemik yang dapat
ditemukan antara lain pohon jati (Tectona grandis L.f), kepel (Stelechocarpus
burahol), kokoleceran (Vati bantamensis), majegau (Dysoxylum
densiflorum), dan gandaria (Bouea macrophylla Griffith).[9]
b.
Flora Dataran Sahul
Flora Dataran Sahul adalah flora yang tumbuh di kawasan Dataran Sahul yang
terletak di bagian timur wilayah Indonesia. Dataran Sahul meliputi Pulau Papua
dan pulau-pulau kecil di sekitarnya. Dataran Sahul mempunyai hutan hujan tropis
yang mirip dengan hutan hujan tropis Australia Utara. Kemiripan ini terlihat
dari flora yang tumbuh lebat dan hijau sepanjang tahun (evergreen). Kemiripan
inilah yang menjadikan flora Dataran Sahul disebut juga flora Australis.
Ragam flora yang dapat ditemukan antara lain sagu (Metroxylon sago
Rottb.), matoa (Pometia pinnata), buah merah (Pandanus
conoideus), dan kayu putih/eukaliptus (Eucalyptus sp.). [10]
c.
Flora Peralihan
Flora peralihan menempati bagian tengah wilayah Indonesia. Flora peralihan
terdapat di Pulau Sulawesi, Kepulauan Maluku, dan Pulau Nusa Tenggara yang
meliputi Pulau Lombok dan Kepulauan Sumbawa. Istilah ini muncul karena tidak
semua flora di Pulau Sulawesi mirip dengan flora Australia. Ada sebagian flora
di Sulawesi lebih mirip flora Asia. Ragam flora endemik yang dapat ditemui
antara lain pohon lontar (Borassus flabellifer), cendana (Santalum
album), longusei (Ficus minahassae), kayu manis (Cinnamomum zaylanicum),
anggrek serat (Dendrobium utile), dan anggrek larat (Dendrobium
phalaenopsis).[11]
2.
Persebaran Fauna
Persebaran sumber daya fauna di Indonesia pertama kali dikelompokkan oleh
Alfred Russel Wallace, pakar Biologi dan Antropologi dari Inggris. Wallace melakukan
ekspedisi ke Nusantara tahun 1854. Saat mengunjungi Pulau Bali dan Pulau Lombok
Wallace menemukan perbedaan fauna di kedua pulau tersebut. Fauna di Pulau Bali
mirip fauna Asia, sedangkan fauna di Pulau Lombok mirip fauna Australia. Berdasar kenyataan tersebut Wallace membuat garis pemisah
dari Selat Lombok memanjang ke utara hingga Selat Makassar. Garis semu yang
disebut Garis Wallace (Wallace’s Line) ini membagi fauna Indonesia menjadi dua
tipe, yaitu fauna tipe Oriental dan fauna tipe Australia.
a.
Fauna Tipe Oriental
Fauna tipe Oriental mirip dengan fauna di Asia sehingga disebut juga tipe
Asiatis. Fauna tipe Oriental berada di bagian barat wilayah Indonesia meliputi
Pulau Sumatra, Jawa, Bali, dan Kalimantan. Kawasan ini dihuni banyak spesies
mamalia berukuran besar, banyak terdapat kera dan jenis primata lainnya, serta
spesies burung dengan warna bulu kurang menarik, tetapi dapat berkicau. Mamalia
berkantung jarang dijumpai di kawasan ini. Contoh fauna tipe Oriental yaitu
harimau sumatra, gajah sumatra, orang utan, bekantan, badak bercula satu,
banteng, tarsius, kukang, dan elang jawa.
b.
Fauna Tipe Australia
Fauna tipe Australia mirip dengan fauna di Australia. Fauna tipe Australia
berada di bagian timur wilayah Indonesia meliputi Pulau Sulawesi, Papua,
Maluku, dan Nusa Tenggara. Kawasan ini dihuni banyak spesies mamalia berukuran
kecil, banyak hewan berkantung, tidak terdapat kera, serta spesies burung
memiliki warna beragam dan indah. Contoh fauna tipe Australia yaitu kanguru,
kuskus, oposum, burung kasuari, burung merak, dan burung cenderawasih.
c.
Fauna Tipe Peralihan
Fauna tipe peralihan merupakan fauna yang mempunyai karakteristik mirip
fauna Asia maupun Australia. Persebaran fauna tipe ini meliputi wilayah Pulau
Sulawesi dan Pulau Nusa Tenggara. Pulau Sulawesi dianggap sebagai kawasan
peralihan fauna Asia dan fauna Australia. Buktinya, di tempat ini ditemukan
oposum dan kuskus yang merupakan fauna Australia, serta bekantan dan macaca
(sejenis kera) yang merupakan fauna Asia. Selain itu, di wilayah peralihan ini
dapat dijumpai anoa, kuda, komodo, babi rusa, dan beruang.[12]
3.
Persebaran Pertanian
Indonesia merupakan negara agraris. Sebutan itu sudah disandang sejak zaman
dahulu. Tanah subur, iklim tropis yang stabil, dan air berlimpah memberikan
daya dukung berkembangnya sektor pertanian. Lahan pertanian tersebar hampir di
seluruh wilayah Indonesia. Persebaran lahan pertanian terbanyak berada di Pulau
Jawa. Tanah Pulau Jawa memiliki tingkat kesuburan yang lebih baik dibandingkan
daerah lain di Indonesia. Deretan gunung api yang melintasi Pulau Jawa menjadi salah satu penyebab
tanah di Pulau Jawa lebih subur. [13]
a.
Tanaman Pangan
Persebaran lahan tanaman pangan hampir merata di seluruh Indonesia. Jenis
tanaman padi mendominasi penggunaan lahan pertanian di Indonesia. Hampir 80–90%
lahan pertanian digunakan untuk budi daya padi, baik padi sawah maupun padi
ladang. Setiap jenis tanaman pangan mempunyai daerah sentra yang ditandai
dengan jumlah produksi tinggi. Persebaran sentra produksi tanaman pangan
tersaji pada tabel berikut.
|
No. |
Jenis
Tanaman |
Sentra
Produksi |
|
1. |
Padi
|
Jawa
Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Lampung,
Sumatra Selatan, dan Banten. |
|
2. |
Jagung
|
Jawa
Timur, Jawa tengah, Lampung, Sulawesi Selatan, Jawa Barat, Sumatra Utara,
NTT, dan NTB. |
|
3. |
Kedelai
|
Jawa
Timur, Jawa Tengah, NTB, Aceh, Jawa Barat, dan Sulawesi Selatan. |
b.
Tanaman Hortikultura
Tidak berbeda jauh dengan tanaman pangan, persebaran hortikultura masih
terpusat di Pulau Jawa dan Sumatra. Jenis tanaman buah yang diusahakan sangat
beragam, mulai dari jeruk, pisang, mangga, durian, hingga salak dan pepaya. Lahan tanaman buah dapat dijumpai dari dataran rendah
hingga kawasan pegunungan. Persebaran jenis buah dan sentra produksinya tersaji pada
tabel berikut.
|
No. |
Jenis
Buah |
Sentra
Produksi |
|
1. |
Pisang
|
Jawa
Timur, Jawa Barat, Lampung, Jawa Tengah, Sumatra Utara, Banten, Sumatra
Selatan, dan Sumatra Barat. |
|
2. |
Mangga
|
Jawa
Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, NTB, NTT. |
|
3. |
Nanas
|
Lampung,
Sumatra Selatan, Jawa Timur, Jawa Barat, Jambi, dan Kalimantan Barat. |
Lokasi budi daya tanaman sayuran umumnya berada di daerah berhawa sejuk.
Daerah seperti ini berada di kawasan pegunungan, seperti daerah Dieng dan
Bandungan di Jawa Tengah, Lembang di Jawa Barat, dan Rejang Lebong di Bengkulu.
Persebaran jenis sayuran dan sentra produksinya tersaji pada tabel berikut.
|
No. |
Jenis
Sayuran |
Sentra
Produksi |
|
1. |
Kol/kubis |
Jawa
Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Bengkulu,
Sulawesi Selatan, Bali. |
|
2. |
Cabai
besar |
Jawa
Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Sumatra Utara, Aceh, Sumatra Barat, Lampung,
Sulawesi Selatan, Bengkulu, dan NTB. |
|
3. |
Bawang
merah |
Jawa
Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, NTB, Sumatra Barat, dan Sumatra Utara. |
Seperti halnya tanaman sayur, tanaman bunga akan tumbuh optimal di daerah
yang berhawa sejuk. Kebun bunga biasanya terdapat pada kawasan dataran tinggi.
Pulau Jawa dan Sumatra masih menjadi sentra produksi bunga, baik bunga potong
maupun bunga hias. Sentra tanaman bunga terdapat di Provinsi Jawa Timur (Batu,
Pujon, Tretes, Pasuruan, dan Madura), Jawa Barat (Cipanas, Bogor, Cisarua,
Lembang, dan Sukabumi), Jawa Tengah (Bandungan, Tegal, Pemalang, Purbalingga,
dan Magelang), Sumatra Utara (Berastagi, Kabanjahe, dan Tanjung Morawa), serta
DKI Jakarta.
Berbeda dengan tanaman bunga, tanaman obat lebih merata lokasi lahannya.
Kebun tanaman obat dapat ditemukan dari dataran rendah hingga daerah
pegunungan. Tanaman obat tidak membutuhkan udara sejuk untuk dapat berkembang
dengan baik. Tanaman obat juga tidak membutuhkan banyak pengairan karena
beberapa jenis tanaman obat tahan terhadap kondisi kering.
Sentra produksi tanaman obat masih didominasi Pulau Jawa dan Sumatra.
Sentra produksi jahe terdapat di Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, DI
Yogyakarta, Lampung, Sumatra Utara, dan Sumatra Selatan. Sentra produksi kencur
berada di Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, DI Yogyakarta, Kalimantan Timur,
dan Nusa Tenggara Barat. Sentra produksi kunyit terdapat di Jawa Barat, Jawa
Tengah, Jawa Timur, Sumatra Utara, Lampung, Bengkulu, dan Kalimantan Selatan.[14]
4.
Persebaran Perkebunan
Perkebunan menjadi salah satu sektor yang memberikan kontribusi besar pada
neraca perdagangan Indonesia. Jenis komoditas ekspor dari sektor perkebunan
antara lain karet, kelapa, kelapa sawit, kakao (cokelat), kopi, tebu, teh, dan
tembakau.
Persebaran produksi perkebunan cukup merata di Indonesia. Setiap daerah
memiliki potensi unggulan perkebunan berbeda. Persebaran komoditas karet,
kelapa, kelapa sawit, dan kopi terbanyak berada di luar Pulau Jawa seperti
Pulau Sumatra dan Kalimantan. Komoditas tebu, teh, dan tembakau terbesar berada
di Pulau Jawa.[15]
5.
Persebaran Peternakan
Berdasarkan data yang dipublikasikan Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan
Kementerian Pertanian, sebaran populasi hewan ternak masih terkonsentrasi di
Pulau Jawa. Provinsi Jawa Timur menjadi pusat populasi untuk ternak sapi
potong, sapi perah, ayam ras petelur, dan merpati. Provinsi Jawa Tengah menjadi
sentra populasi ternak kambing, ayam buras, kelinci, puyuh, dan itik manila.
Provinsi Jawa Barat menjadi pusat populasi ternak domba, ayam ras pedaging, dan
itik.
Meskipun begitu, jumlah populasi terbanyak beberapa jenis hewan ternak
dijumpai di luar Pulau Jawa seperti Pulau Sumatra, Nusa Tenggara, dan Sulawesi.
Populasi terbesar ternak kerbau, babi, dan kuda berada di Provinsi Aceh, Nusa
Tenggara Timur, dan Provinsi Sulawesi Selatan.[16]
6.
Persebaran Perikanan
Perairan laut Maluku merupakan perairan potensial di bagian timur
Indonesia. Perairan ini memiliki keragaman ikan sangat tinggi, mulai dari
cumi-cumi, kerapu, belanak, cakalang, tenggiri, hingga ikan tuna yang bernilai
ekonomi tinggi. Selain perairan Maluku, perairan laut bagian timur Indonesia
meliputi perairan Nusa Tenggara, Sulawesi, dan Papua. Dari perairan laut inilah
sebagian besar produksi perikanan tangkap Indonesia berasal.
Perikanan tangkap menjadi salah
satu tulang punggung produksi perikanan di Indonesia. Produksi perikanan juga
didukung perikanan budi daya yang dilakukan masyarakat. Perikanan budi daya
dilakukan dengan memanfaatkan perairan laut dan perairan darat. Persebaran
sentra produksi perikanan dari masing-masing kategori tersaji pada tabel
berikut.[17]
|
No. |
Jenis
Ternak |
Sentra
Produksi |
|
A. |
Perikanan
tangkap |
|
|
1.
Perairan laut |
Sumatra
Utara, Maluku, Jawa Timur, Papua, Sulawesi Utara, Jawa Tengah, DKI Jakarta,
Bangka Belitung, dan Sumatra Barat. |
|
|
2.
Perairan umum |
Kalimantan
Selatan, Sumatra Utara, Sumatra Selatan, Kalimantan Timur, Kalimntan Tengah,
dan Jawa Tengah. |
|
|
B. |
Perikanan
Budi Daya |
|
|
1.
Budi daya laut |
Sulawesi
Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Jawa Timur, Maluku, NTB, NTT,
Kalimantan Timur, Bali, dan Maluku Utara. |
|
|
2.
Tambak |
Sulawesi
Selatan, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, NTB, Sulawesi Tenggara,
Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, dan Lampung. |
|
|
3.
Kolam |
Jawa
Barat, Sumatra Selatan, Jawa Timur, Sumatra Barat, Jawa Tengah, Lampung,
Sumatra Utara, Riau, DIY, dan Bengkulu. |
|
|
4.
Jaring apung |
Jawa
Barat, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Sumatra Selatan, Jawa Tengah, Riau, Jawa
Timur, dan Jambi. |
|
|
5.
Sawah |
Jawa
Barat, Sulawesi Utara, Bengkulu, Sumatra Utara, Sumatra Barat, DIY, Sumatra
Selatan, Jawa Tengah, dan Sulawesi Selatan. |
7.
Persebaran Kehutanan
Persebaran sektor kehutanan berhubungan erat dengan pemanfaatannya. Kawasan
hutan Indonesia dimanfaatkan untuk berbagai keperluan yaitu hutan lindung,
hutan produksi, hutan konversi, serta hutan suaka alam dan pelestarian alam.
Jenis hutan produksi yang terdiri atas hutan produksi terbatas dan hutan
produksi tetap memiliki lahan terluas yang mencapai 56 juta hektare.
Sektor kehutanan menghasilkan produksi berupa kayu dan nonkayu. Hasil hutan
tersebut diperoleh dari hutan alam, hutan tanaman, hutan rakyat, dan perkebunan
kayu. Jenis dan sentra produksi hasil hutan Indonesia tersaji pada tabel berikut.[18]
|
No. |
Jenis
Hasil Hutan |
Sentra
Produksi |
|
A. |
Kayu
|
|
|
1.
Kayu bulat |
Riau,
Jambi, Kalimantan Timur, Sumatra Selatan, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan
Sumatra Utara. |
|
|
2.
Kayu lapis (pywood) |
Jawa
Timur, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Jawa Tengah,
Banten, Riau, dan Maluku Utara. |
|
|
B. |
Nonkayu |
|
|
1.
Minyak kayu putih |
Maluku
dan Jawa tengah. |
|
|
2.
Sagu |
Papua,
Papua Barat, dan Riau. |
8.
Persebaran Pertambangan
Timah telah menjadi salah satu komoditas ekspor unggulan sektor
pertambangan Indonesia. Timah digunakan sebagai bahan baku pelapis logam,
solder, dan bahan baku kerajinan (cendera mata). Cadangan timah terbesar
terdapat Pulau Bangka dan Pulau Belitung. Cadangan timah juga dijumpai di Pulau
Singkep dan Pulau Karimun. Komoditas timah Indonesia telah menembus pasaran
luar negeri sejak zaman dahulu.
Persebaran bahan tambang timah memang tidak begitu luas. Berbeda dengan
bahan tambang lain seperti minyak bumi, gas alam, batu bara, dan emas yang
persebarannya lebih luas. Berikut ini tabel persebaran beberapa bahan
tambang di Indonesia.[19]
|
No.
|
Bahan
Tambang |
Lokasi
Tambang |
|
1. |
Aspal
|
Sulawesi
Tenggara (Pulau Buton) |
|
2. |
Tembaga
|
Papua
|
|
3. |
Mangan
|
Jawa
Barat (Tasikmalaya), Yogyakarta (Kiripan), dan Sumatra Selatan (Martapura). |
|
4. |
Belerang
|
Jawa
Timur (Gunung Welirang, Gunung Ijen), dan Jawa Barat (Gunung Patuha). |
|
5. |
Marmer |
Jawa
Timur, Lampung, dan Sulawesi Selatan. |
|
6. |
Yodium
|
Jawa
Tengah (Semarang) dan Jawa Timur (Mojokerto). |
- Pemanfaatan Sumber Daya Alam
Di Indonesia,
dikenal dengan sumber daya alam yang sangat melimpah karena salah satu faktor
utamanya adalah letak wilayah Indonesia yang strategis dan beriklim tropis. Sumber
daya alam yang dimiliki, baik yang dapat diperbarui maupun yang tidak bisa
diperbarui sangat bermanfaat untuk kepentingan dan kelangsungan hidup
masyarakat Indonesia.
Pemanfaatan sumber daya alam dapat dilakukan atau
dirasakan langsung dan maupun tidak langsung. Pemanfaatan langsung adalah
sumber daya alam dinikmati atau dikonsumsi langsung cukup melalui proses
pengolahan yang relatif singkat (pengolahan menggunakan alat sederhana).
Sedangkan pemanfaatan secara tidak langsung artinya sumber daya alam yang
digunakan untuk memenuhi kebutuhan harus melalui proses pemilihan, peleburan,
pemisahan, dan perakitan melalui beberapa tahapan.[20]
Contoh sumber daya
alam yang dapat dinikmati atau dikonsumsi langsung oleh masyarakat adalah hasil
pertanian, perkebunan dan perikanan. Sedangkan, sumber daya alam yang dinikmati
atau dirasakan secara tidak langsung seperti minyak bumi, gas alam, barang
tambang yang harus diolah terlebih dahulu agar dapat dimanfaatkan untuk
kepentingan masyarakat.
1. Hasil
Pertanian
Pertanian menjadi salah satu saktor andalan bagi
bangsa Indonesia. Tanah subur, iklim tropis stabil dan air melimpah menjadi
daya dukung utama berkembangnya sektor prtanian. Pertanian merupakan usaha atau
kegiatan membudidayakan dan mengembangkan tanaman pertanian yang meliputi
tanaman panagan dan holtikultura.[21]
|
No |
Bentuk SDA |
Komoditas |
Manfaat |
|
1 |
Pertanian |
Padi |
Makanan Pokok |
|
Jagung |
Makanan Pokok, Makanan
Ternak |
||
|
Sayuran |
Makanan Pokok dan Obat |
||
|
Kacang Kedalai |
Bahan baku tahu,
tempe, Kecap |
Hasil dari
tanaman pangan seperti padi, jagung,
kacang hijau, kacang tanah, ubi kayu, ubi jalar, dsb. Tanaman pangan inilah
yang dimanfaatkan mayoritas penduduk indonesia sebagai makanan pokok. Kemudian
hasil tanaman holtikultura seperti
tanaman buah, sayuran, bunga, dan obat-obatan. Tanaman ini harus segera
dikonsumsi sebagai makanan atau obat ataupun dipasarkan sebagai tanman hias
karena, ciri khas hasil komoditasnya yang mudah rusak/ tidak tahan lama dalam
kondisi segar.[22]
2. Hasil
Perkebunan
Hampir sama dengan pertanian, perkebunan juga
merupakan bagian (subsektor) dari pertanian. Perkebunan merupakan usaha
budidaya tanaman yang luas untuk menghasilkan komoditas perdagangan dalam skala
besar. Jenis tanaman perkebunan meliputi tanaman semusim dan tanaman tahunan
seperti tebu, teh, tembakau, kopi, kelapa, kakao dan karet. Sebagian besar
hasil perkebunan dimanfaatkan sebaai sumber bahan baku industri sehingga jenis
tanaman perkebunan digolongkan sebagai tanaman industri, misalnya karet dan
kelapa sawit. Komoditas yang dihasilkan dari perkrbunan dipasarkan hingga ke
tempat jauh, misalnya negara lain.
Hingga saat ini tercatat ada 127 jenis tanaman untuk
dikembangkan menjadi tanaman perkebunan yang akan dibina oleh Dirjen Perkebunan
Kementrian Pertanian republik Indonesia. Dari jumlah tersebut ada 15 jenis
tanaman yang menjadi unggulan perkebunan nasional yaitu karet, kelapa, kelapa
sawit, kopi, kakao, teh jambu mete, cengkeh lada , jarak pagar, tebu, tembakau,
kapas, nilam dan kemiri sunan. Jenis tanaman tersebut mempunyai keunggulan
komparatif dan komprtitif dibandingkan jenis tanaman yang lain.[23]
|
No |
Bentuk SDA |
Komoditas |
Manfaat |
|
1 |
Perkebunan |
Kelapa Sawit |
Bahan baku minyak goreng dan margarin |
|
Tebu |
Bahan baku gula |
||
|
Karet |
Bahan baku ban |
||
|
Kapas |
Bahan baku Kapas |
||
|
Kina |
Obat malaria |
||
|
Rosela |
Bahan karung goni |
3.
Hasil Peternakan
Sumber daya peternakan merupakan hasil kegiatan
membudidayakan dan mengembangbiakkan hewan ternak. Kegiatan ini mempunyai beberapa
tujuan, seperti diambil produknya (daging, susu, telur, kulit), diambil
tenaganya, meningkatkan populasi hewan, serta tujuan ilmu pengetahuan dan
ekologis lainnya.
Hingga saat ini usah peternakan di Indonesia masih
didominasi oleh peternakan rakyat (small farmers). Jumlah peternakan
rakyat lebih dari 90 persen dari jumlah keseluruhan peternak Indonesia. Hewan
ternak dipelihara untuk dimanfaatkan tenaga dan kotorannya. Tenaga ternak besar
(sapi dan kerbau) digunakan untuk membantu pekerjaan seperti membajak sawah dan
mengangkut hasil-hasil bumi. Kotoran ternak diolah menjadi pupuk kandang yang
dapat menyuburkan tanaman dan memperbaiki struktur tanah.[24]
|
No |
Bentuk SDA |
Komoditas |
Manfaat |
|
1 |
Peternakan |
Sapi |
Makanan pokok dan sumber protein |
|
Kambing |
Makanan pokok dan sumber protein |
||
|
Ayam |
Makanan pokok dan sumber protein |
||
|
Lebah |
Madu |
||
|
Ulat Sutera |
Bahan baku kain sutera |
4.
Laut dan Perikanan
Perikanan
merupakan kegiatan ekonomi dalam bidang budi daya serta penangkapan ikan dan
biota perairan lainnya. Biota perairan meliputi semua jenis mahluk hidup lain (biota
air) yang menjadi penghuni perairan, termasuk karang dan tumbuhan air.
|
No |
Bentuk SDA |
Komoditas |
Manfaat |
|
1 |
Laut dan Perikanan |
Ikan |
Makanan pokok dan sumber protein |
|
Rumput Laut |
Obat, kosmetik, dan bahan makanan |
||
|
Terumbu Karang |
Obat, dan tempat rekreasi bawah laut |
5. Kehutanan
Kehutanan adalah sistem pengurusan yang bersangk paut
dengan hutan, kawasan hutan, dan hasil hutan yang diselenggarakan secara
terpadu. Sumber daya kehutanan meliputi semua potensi yang terdapat didalamnya.
Potensi tersebut meliputi sumber daya tanah , air, flora, fauna, dan sumber
daya hutan itu sendiri sebagai satu kesatuan ekosistem. [25]
Setiap jenis sumber daya hutan mempunyai manfaat bagi
kehidupan manusia dan mahluk hidup di bumi, mulai dari manfaat ekonomi,
ekologi, ilmu pengrtahuan, hingga manfaat bagitu sosial budaya. Begitu pentingnya manfaat
hutan bagi kehidupan manusia, maka hutan harus harus dikelola dengan baik dan
benar agar dapat memberikan manfaat yang optimal.
|
No |
Bentuk SDA |
Komoditas |
Manfaat |
|
1 |
Kehutanan |
Kayu jati |
Perabot dan bahan bangunan |
|
Rotan |
Bahan baku Muebel |
||
|
Madu |
Obat-obatan |
||
|
Kayu Ulin |
Pembuatan kapal |
6. Hasil
Pertambangan
Bahan tambang tergolong sumber daya alam tidak
terbarukan. Kelompok sumber daya alam ini sulit terbentuk kembali, jika pun
bisa membutuhkan waktu yang sangat lama.[26]
Negara kita juga terkenal sebagai salah satu negara yang kaya dengan barang
tambang. Usaha pertambangan dimaksudkan untuk mengambil sumber daya alam yang
ada dalam perut bumi. Barang-barang tambang disiapkan menjadi bahan baku industri.
Barang-barang tambang berupa logam , mimyak bumi, dan gas bumi merupakan hasil
tambang andalan. Indonesia memiliki banyak usaha pertambangan misalnya tambang
minyak, tambang batu bara, tambang emas dan perak, tambang bijih besi, dsb.[27]
|
No |
Bentuk SDA |
Komoditas |
Manfaat |
|
1 |
Tambang |
Minyak bumi |
Bahan bakar kendaraan dan kompor |
|
Gas alam |
Bahan baku kompor gas |
||
|
Belerang |
Sampuran Obat |
||
|
Grafit |
Bahan baku pensil |
||
|
Marmer |
Bahan bangunan |
||
|
|
|
Timah |
Lapisan pelindung logam |
|
|
|
Alumunium |
Perabot rumah tangga |
- Persebaran dan Pemanfaatan SDA di Ponorogo
Kabupaten Ponorogo yang sebagian besar
luas wilayahnya terdiri dari area kehutanan, persawahan dan perkebunan memiliki
potensi sumber daya alam yang melimpah, potensi wisata alam juga banyak
terdapat di kabupaten Ponorogo.
Potensi wisata alam yang sudah banyak dikenal
oleh masyarakat di antaranya Telaga Ngebel, Taman Wisata Ngembak di Kelurahan
Ronowijayan Siman, Air Terjun Pletuk di Jurug Sooko, Gunung Pringgitan di
wilayah Wates Slahung, Gunung Bayangkaki di Temon Sawoo, Air Terjun Jeruk
Klenteng di Tumpuk Sawoo, Guo Lowo
Sampung, Hutan Wisata Kucur Badegan, Air Terjun Toyomerto di Pupus Ngebel, Batu
Semaur di Temon Ngrayun, dan lain-lain.
Untuk potensi area hutan, meliputi kayu yang
digunakan untuk pertukangan, bahan terpentyn, bahan gondorukem, minyak kayu
putih dan getah pinus. Adapun tanaman tumpangsarinya yang banyak tumbuh di area
hutan meliputi kunyit baik kuning maupun putih, kencur, jahe, singkong,
cengkeh, panili dan lain-lain.
Disamping
potensi hasil hutan di atas, Kabupaten Ponorogo juga memiliki potensi bahan
tambang yang cukup banyak. Berdasarkan wilayah kecamatan, jenis bahan
tambangnya adalah:
1.
Kecamatan Ngrayun : mangaan, oker,
pirit dan tras.
2.
Kecamatan Slahung: seng, mangaan,
batu gamping, kaolin, bentonit, zeolit, gypsum, tras.
3.
Kecamatan Bungkal: seng.
4.
Kecamatan Sambit: tras.
5.
Kecamatan Sawoo: batu gamping.
6.
Kecamatan Sooko: tras dan emas.
7.
Kecamatan Pulung: emas, mangaan,
tras dan sirtu.
8.
Kecamatan Sampung: batu gamping dan
tras.
9.
Kecamatan Jenangan: sirtu.
10.
Kecamatan Badegan: pirit, galena
dan tras.
11.
Kecamatan Ngebel: emas, sirtu dan
tras.
Sedangkan untuk kecamatan lainnya yang
letak wilayahnya berada di dataran rendah sampai saat ini belum ada penelitian,
sehingga belum bisa diketahui potensi sumber daya alamnya baik yang berupa
bahan tambang maupun hasil bumi lainya selain pertanian.
Kebutuhan akan bahan galian tambang
sebagai bahan baku industri atau bahan proyek fisik yang terus meningkat dari
tahun ke tahun mengakibatkan berkurangnya ketersediaan potensi bahan galian
tambang tersebut yang sifatnya terbatas dan merupakan sumber daya alam yang
tidak dapat diperbaharui lagi. Potensi
sumber daya alam berupa bahan galian industri di wilayah Kabupaten Ponorogo sebagian
telah diekploitasi/ditambang, seperti marmer, andesit, dan batu gamping. Sebagian besar bahan galian
industri lainya memang belum dimanfaatkan secara maksimal, seperti bentonit,
gipsum, kalsedon, kaolin, lempung, oker, rijang, sirtu, tras dan zeolit.[28]
BAB
III
KESIMPULAN
Perbedaan karakteristik ruang di setiap wilayah
sangat mempengaruhi kegiatan ekonomi, sosial, budaya, dan pola hidup masyarakat.
Seain itu, perbedaan karakteristik ruang di setiap wilayah juga sangat
mempengaruhi kekayaan sumber daya alam di masing-masing wilayah. Sumber daya
alam merupakan kebutuhan bagi manusia untuk memenuhi hidupnya. Sumber daya alam
yang dimiliki indonesia menghasilkan kekayaan alam berupa hasil pertanian,
perkebunan, perikanan, peternakan, perikanan, hasil hutan dan hasil tambang
yang tersebar merata di seluruh wilayah indonesia. Maka akan bermanfaat apabila
kita dapat mengolah sumber daya alam tersebut dengan baik. Pemanfaatan sumber
daya alam harus dilakukan secara hati-hati dan bijaksana. Karena, jika
memanfaatkannya dengan sembarangan sehingga habis dan rusak, maka akan
berdampak atau mengancam kehidupan masyarakat.
DAFTAR
PUSTAKA
Giyanto.
(2018). Ensiklopedia Geografi Sumber Daya Alam. Klaten: Cempaka Putih.
Sudarmi. (2017). Geografi Regional
Indonesia. Yogyakarta: Mobius.
Supriyadi,
Slamet. (2019). Karakteristik Geografis dan Pemanfaatan Sumber Daya Alam. (Direktorat
Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Syamsiati,
Dwi. (2019). Persebaran Sumber Daya
Alam di Indonesia. Klaten: Cempaka Putih.
www.golekpawarto.com.
Potensi SDA Ponorogo, Trenggalek & Pacitan. Diakses pada 29 Januari
2020
Giyarto.
(2015). Sumber Daya Alam dan Pemanfaatannya Klaten: Saka Mitra Kompetensi
BKG, Tim. (2007). IPS Terpadu untuk Sekolah Dasar
Kelas IV. Jakarta: Penerbit Erlangga
[1]
Slamet Supriyadi, Karakteristik
Geografis dan Pemanfaatan Sumber Daya Alam. (Direktorat Jenderal Guru dan
Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2019), hlm. 32
[2]
Sudarmi, Geografi Regional
Indonesia. (Yogyakarta: Mobius, 2017), hlm. 2.
[3]
Supriyadi, Op.Cit., hlm. 33.
[4]
Sudarmi, Op.Cit., hlm. 9.
[5]
Supriyadi, Op.Cit., hlm. 33.
[6]
Giyanto, Ensiklopedia
Geografi Sumber Daya Alam, (Klaten: Cempaka Putih, 2018), hlm. 1
[7]
Ibid., hlm. 2-4
[8]
Ibid., hlm. 39
[9]
Dwi Syamsiati, Persebaran
Sumber Daya Alam di Indonesia, (Klaten: Cempaka Putih, 2019), hlm. 6
[10]
Giyanto, Op.Cit., hlm. 40
[11]
Syamsiati, Op.Cit., hlm. 7.
[12]
Giyanto, Op.Cit., hlm. 41-42
[13]
Syamsiati, Op.Cit., hlm. 10
[14]
Giyanto, Op.Cit., hlm. 43-47
[15]
Syamsiati, Op.Cit., hlm. 11
[16]
Giyanto, Op.Cit., hlm. 50-53
[17]
Syamsiati, Op.Cit., hlm. 21
[18]
Giyanto, Op.Cit., hlm.55.
[19]
Giyanto, Op.Cit., hlm. 57
[20]
Supriyadi Slamet, Karakteristik
Geografis dan Pemanfaatan Sumber Daya Alam SD (Jakarta, Direktorat Pembinaan
Guru Pendidikan Dasar Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2019). Hlm.38
[21]
Giyarto, Sumber Daya Alam
dan Pemanfaatannya (Klaten, Saka Mitra Kompetensi, 2015) Hlm.24
[22]
Arsyad, dkk, IPS Terpadu
untuk Sekolah Dasar Kelas IV (Jakarta, Penerbit Erlangga, 2007). Hlm.44
[23]
Giyarto, Op, Cit. Hlm.26
[24]
Giyarto, Op, Cit. Hlm.28
[25]
Giyarto, Op, Cit. Hlm.33
[26]
Ibid....Hlm.36
[27]
Arsyad, Op, Cit. Hlm.47
[28] www.golekpawarto.com. Potensi
SDA Ponorogo, Trenggalek & Pacitan. Diakses pada 29 Januari 2020
Komentar
Posting Komentar