MAKALAH KARAKTERISTIK RUANG DAN SUMBER DAYA ALAM

 

MAKALAH

KARAKTERISTIK RUANG DAN SUMBER DAYA ALAM

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah IPS MI/SD

Dosen Pengampu: Wahyu Ria Patriana, M.Pd.

Disusun oleh:

Ashif Mukarrom     (203190128)

Fadilatul Fitriani     (203190142)

Tasya Hanifah        (203190112)

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

IAIN PONOROGO

2019


 

KATA PENGANTAR 

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul KARAKTERISITIK RUANG DAN SUMBER DAYA ALAM yang disusun guna memenuhi tugas IPS MI/SDt kelas GMI D semester genap.

Untuk menghasilkan makalah yang baik, penulis memulainya dengan mencari referensi dari berbagai sumber informasi sampai dengan penyusunan makalah. Akan tetapi, banyaknya keterbatasan yang ada pada diri penulis, maka wajar apabila dalam penyelesaian banyak pihak yang membantu penulis. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihah-pihak yang dimaksud, utamanya :

  1. Ibu Wahyu Ria Patriana, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing yang sudah memfasilitasi kami dalam pembuatan makalah.
  2. Orang tua, teman-teman, dan pihak yang telah membantu penulis yang secara langsung maupun tidak langsung memberikan bantuan demi terselesaikannya makalah ini.

Meski telah berusaha semaksimal mungkin, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis memohon kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

و السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه

 

                                                                              Ponorogo, 31 Januari 2020

 

Penulis



 

BAB I

PENDAHULUAN

A.      Belakang Masalah

       Setiap ruang di permukaan bumi memiliki ciri khas tertentu yang berbeda antara suatu wilayah dan wilayah lainnya. Karakteristik yang khas tersebut dapat berupa tanah, batuan, tumbuhan, dan lain-lain yang berbeda dengan tempat lainnya. Indonesia sebagai suatu wilayah di permukaan bumi juga memiliki karakteristik tersendiri dengan wilayah lainnya.

        Perbedaan karakteristik ruang di setiap wilayah sangat mempengaruhi kekayaan sumber daya alam di masing-masing wilayah. Sumber daya alam merupakan kebutuhan bagi manusia untuk memenuhi hidupnya. Dari karakteristik ruang ini dapat ditemukan berbagai macam sumber daya alam, persebarannya, dan pemanfaatannya.

 

B.       Rumusan Masalah

1.         Bagaimana karakteristik ruang di Indonesia?

2.         Apa pengertian sumber daya alam?

3.         Bagaimana persebaran sumber daya alam di Indonesia?

4.         Bagaimana pemanfaatan sumber daya alam di Indoneisa?

5.         Bagaimana persebaran dan pemanfaatan sumber daya alam di Ponorogo?

 

C.      Tujuan Penelitian

  1. Untuk mengetahui karakteristik ruang yang ada di Indonesia.
  2. Untuk mengenal sumber daya alam.
  3. Untuk mengetahui persebaran sumber daya alam yang ada di Indonesia.
  4. Untuk mengetahui pemanfaatan sumber daya alam di Indonesia.
  5. Untuk mengetahui persebaran dan pemanfaatan sumber daya alam di Ponorogo

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

A.      Karakteristik Ruang

          Perbedaan karakteristik ruang di setiap wilayah sangat mempengaruhi kegiatan ekonomi, sosial, budaya, dan pola hidup masyarakat. Karakteristik ruang daerah pegunungan yang permukaan berbukit-bukit, tidak rata tetapi tanahnya subur sangat cocok dimanfaatkan sebagai lahan pertanian. Hal tersebut berdampak pada aktivitas penduduk yang banyak bekerja sebagai petani. Begitu juga dataran rendah yang tanahnya datar cocok untuk area pemukiman, perkantoran, dan industri sehingga penduduk di dataran rendah lebih cocok jika bekerja di sektor industri dan jasa sebagai karyawan, pegawai, pedagang dan lain-lain. Karakteristik wilayah Indonesia dilihat dari letak astronomis, geografis, geologis, keadaan alam, flora, dan faunanya diuraikan sebagai berikut:[1]

1.         Letak Astronomis

Letak astronomis adalah letak suatu daerah berdasarkan pada garis lintang dan bujur atau meridiam bujur. Selain itu kita mengenal adanya garis bujur yaitu garis khayal pada peta atau globe yang menghubungkan kedua kutub-kutub bumi yang terdiri 180 derajat bujur timur (BT) dan 180 derajat bujur barat (BB) dengan titik nol derajat di kota Greenwich, Inggris.

Berdasarkan garis lintang dan bujur bumi, maka letak kepulauan Indonesia 6ºLU-11º LS serta 95º BT-141º BT. Karena masih terletak antara 23, 5º LU (Tropic of cancer) dan 23, 5º LS (Tropic capricorn) maka Indonesia beriklim tropis sehingga mengakibatkan,

a.         Kepulauan Indonesia memiliki keseragaman temperatur yang selalu tinggi sepanjang tahun.

b.        Cepat lupuknya batuan dan di pindahkan .

c.         Karena indonesia terletak di equator, maka berakibat perbedaan panjang siang dan malam kurang lebih sama yaitu 12 jam.

d.        Banyak terjadi hujan zenital yang terjadi karena luas perairan Indonesia lebih luas dari pada daratannya.

e.         Adanya bermacam macam jenis hewan dan tumbuh tumbuhan yang khas dengan tropis.[2]

2.         Letak Geografis

Secara geografis, Indonesia sangat diuntungkan karena terletak pada posisi silang diantara 2 benua (Asia dan Australia) dan diantara 2 samudra (Hindia dan Pasifik). Letak geografis ini sangat strategis karena Indonesia berada pada jalur pelayaran dan penerbangan Internasional dilalui oleh banyak negara di dunia.[3]

3.         Letak Geologis

Letak geologi adalah letak suatu daerah berdasarkan pada keadaan geologis di sekitarnya. Secara geologis Indonesia terletak antara dua kontinen yaitu benua Benua Asia dan Benua Australia. Karena letak geologis Indonesia yang komplek maka sebenarnya Indonesia terletak di antara tiga zona geologi yang sudah stabil, yaitu

a.         Sunda Flatform (Dangkalan Sunda),

b.        Sahul Flatform (Dangkalan Sahul)

c.         Dasar laut pasifik yang dalam

Secara geologis kepulauan Indonesia merupakan daerah yang masih labil karena terletak di antara tiga daerah (zone) yang sangat stabil. Indonesia di pisahkan atas tiga daratan. Garis yang memisahkan daratan Indonesia Barat dan Tenggara adalah garis Wallace, sedangkan garis yang memisahkan daratan Indonesia Tengah dan Timur disebut garis Garis weber.[4]

4.         Keadaan Alam

Keadaan alam wilayah Indonesia terdiri atas: pegunungan, gunung, dataran tinggi, dataran rendah, pulau, pantai, sungai, danau, laut, teluk, tanjung, selat, lembah, dan lain-lain.

5.         Keragaman flora dan fauna

Keragaman floranya terlihat dari berbagai jenis tumbuhan yang hidup di hutan hujan tropis, hutan musim, hutan bakau, stepa, dan sabana. Karakteristik faunanya terbagi menjadi 3 kelompok menurut garis Weber dan Wallace, yaitu: fauna jenis Asiatis, Australiatis, dan Peralihan. Hal ini membuat negara Indonesia memiliki keragaman kekayaan hayati (hewan dan tumbuhan) yang melimpah jika dibandingkan dengan negara lainnya.[5]

 

  1. Sumber Daya Alam

1.      Pengetian

Secara sederhana sumber daya alam (SDA) dapat diartikan segala sesuatu yang terdapat di alam yang dapat dimanfaatkan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Potensi nilai dari bahan/benda tersebut yang dimanfaatkan. Dengan kata lain, sumber daya alam merupakan suatu nilai potensi dari bahan-bahan yang ada di alam untuk memenuhi kebutuhan manusia.

Semua unsur pembentuk lingkungan alam, baik biotik maupun abiotik, yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia dan meningkatkan kesejahteraan manusia tergolong sumber daya alam. Komponen biotik (makhluk hidup) terdiri atas tumbuhan dan hewan. Sementara itu, komponen abiotik (makhluk tak hidup) meliputi udara, air, tanah, batu, pasir, termasuk juga minyak bumi, batu bara, dan emas. Potensi dari komponen-komponen tersebut diolah untuk mencukupi kebutuhan dan kesejahteraan manusia.[6]

2.      Macam-macam sumber daya alam

Sumber daya alam yang terdapat di Bumi sangat beragam macamnya. Para ahli mengelompokkan sumber daya alam berdasarkan jenis, habitat/lokasi, sifat, dan proses terbentuknya.

a.         Berdasarkan Jenisnya

Berdasarkan jenisnya, sumber daya alam dikelompokkan menjadi dua, yaitu hayati dan nonhayati. Sumber daya hayati berupa sumber daya makhluk hidup sehingga disebut juga sumber daya biotik. Contohnya hewan dan tumbuhan. Sumber daya nonhayati berupa benda-benda mati sehingga disebut juga sumber daya abiotik. Contohnya tanah, batu, air, dan bahan tambang.

b.        Berdasarkan Habitatnya

Berdasarkan habitatnya (lokasi), sumber daya alam terdiri atas terestris dan akuatik. Sumber daya alam terestris merupakan semua bentuk sumber daya alam yang berasal dari wilayah daratan. Sumber daya alam ini berhubungan dengan tanah dan penggunaannya. Seperti untuk membuat keramik, genteng, dan batu bata. Sumber daya akuatik merupakan semua bentuk sumber daya alam yang berasal dari wilayah perairan. Sumber daya ini berhubungan dengan air dan pemanfaatannya seperti air hujan, air tanah, sungai, laut, danau, rawa, dan telaga.

c.         Berdasarkan Sifatnya

Berdasarkan sifatnya, sumber daya alam dibedakan menjadi tiga, yaitu sumber daya alam terbarukan (renewable resources), sumber daya alam tak terbarukan (nonrenewable resources), dan sumber daya alam tidak habis (continues resources). Dinamakan sumber daya alam terbarukan karena sumber daya alam tersebut mampu melakukan reproduksi dan regenerasi (dapat dipulihkan kembali). Contohnya air, tanah, hujan, hewan, dan tumbuhan. Air dapat terbarukan melalui panjang siklus air. Sumber daya alam tidak terbarukan berupa bahan tambang dan galian, seperti minyak tanah, batu bara, emas, timah, dan batu mulia. Sumber daya alam yang tidak habis dipakai berupa energi matahari, angin, energi pasang surut air laut, dan energi gelombang laut.

d.        Berdasarkan Proses Terbentuknya

Berdasarkan proses terbentuknya, sumber daya alam terbagi menjadi tiga, yaitu sumber daya alam biotik, fisis, dan lingkungan. Sumber daya alam biotik terbentuk dari proses tumbuh dan berkembangnya makhluk hidup, contohnya hewan dan tumbuhan. Sumber daya fisis terbentuk dari proses-proses fisis dan kekuatan alam. Gabungan antara keduanya ini menghasilkan sumber daya fisis berupa makhluk tak hidup (abiotik) seperti air, tanah, dan bahan tambang. Sumber daya alam lingkungan terbentuk dari interaksi atau hubungan timbal balik antara faktor biotik dan faktor abiotik. Hubungan saling membutuhkan dan memengaruhi tersebut membentuk satu kesatuan yang dinamakan lingkungan. Sumber daya alam lingkungan dapat berupa lingkungan sawah, sungai, hutan, lembah, dan gunung.[7]

 

C.      Persebaran Sumber Daya Alam di Indonesia

1.         Persebaran Flora

Persebaran sumber daya flora di Indonesia diantaranya dipengaruhi faktor geologis. Faktor geologis berhubungan dengan sejarah pembentukan kepulauan Indonesia pada masa lampau. Para ahli geologi menyebutkan bahwa pulau-pulau Indonesia di bagian barat dahulunya menjadi bagian dari Benua Asia, sedangkan pulau-pulau di bagian timur menjadi bagian dari Benua Australia. Pergerakan lempeng bumi pada masa Pleistosen menyebabkan tiap-tiap bagian terpisah dan membentuk kepulauan Indonesia seperti sekarang ini.

Berdasarkan faktor geologis persebaran flora Indonesia dapat dikelompokkan menjadi tiga wilayah utama, yaitu flora Dataran Sunda, flora Dataran Sahul, dan flora Peralihan.[8]

a.         Flora Dataran Sunda

Flora Dataran Sunda merupakan flora yang menghuni kawasan Dataran Sunda yang  berada di bagian barat wilayah Indonesia. Dataran Sunda meliputi Pulau Sumatra, Kalimantan, Jawa, dan Bali. Flora-flora di tempat ini mirip dengan flora di Benua Asia sehingga sering disebut flora Asiatis. Di daratan Pulau Sumatra dapat ditemukan flora endemik seperti padma raksasa (Rafflesia Arnoldii) dan andalas (Morus Macroura). Di daratan Pulau Kalimantan dapat dijumpai flora endemik seperti kasturi (Mangifera casturi), dan anggrek hitam (Coelogyne pandurata).

Flora Jawa-Bali merupakan flora yang menghuni Pulau Jawa, Madura, dan Bali termasuk pulau-pulau kecil di sekitarnya. Ragam flora endemik yang dapat ditemukan antara lain pohon jati (Tectona grandis L.f), kepel (Stelechocarpus burahol), kokoleceran (Vati bantamensis), majegau (Dysoxylum densiflorum), dan gandaria (Bouea macrophylla Griffith).[9]

b.        Flora Dataran Sahul

Flora Dataran Sahul adalah flora yang tumbuh di kawasan Dataran Sahul yang terletak di bagian timur wilayah Indonesia. Dataran Sahul meliputi Pulau Papua dan pulau-pulau kecil di sekitarnya. Dataran Sahul mempunyai hutan hujan tropis yang mirip dengan hutan hujan tropis Australia Utara. Kemiripan ini terlihat dari flora yang tumbuh lebat dan hijau sepanjang tahun (evergreen). Kemiripan inilah yang menjadikan flora Dataran Sahul disebut juga flora Australis.

Ragam flora yang dapat ditemukan antara lain sagu (Metroxylon sago Rottb.), matoa (Pometia pinnata), buah merah (Pandanus conoideus), dan kayu putih/eukaliptus (Eucalyptus sp.). [10]

c.         Flora Peralihan

Flora peralihan menempati bagian tengah wilayah Indonesia. Flora peralihan terdapat di Pulau Sulawesi, Kepulauan Maluku, dan Pulau Nusa Tenggara yang meliputi Pulau Lombok dan Kepulauan Sumbawa. Istilah ini muncul karena tidak semua flora di Pulau Sulawesi mirip dengan flora Australia. Ada sebagian flora di Sulawesi lebih mirip flora Asia. Ragam flora endemik yang dapat ditemui antara lain pohon lontar (Borassus flabellifer), cendana (Santalum album), longusei (Ficus minahassae), kayu manis (Cinnamomum zaylanicum), anggrek serat (Dendrobium utile), dan anggrek larat (Dendrobium phalaenopsis).[11]

2.         Persebaran Fauna

Persebaran sumber daya fauna di Indonesia pertama kali dikelompokkan oleh Alfred Russel Wallace, pakar Biologi dan Antropologi dari Inggris. Wallace melakukan ekspedisi ke Nusantara tahun 1854. Saat mengunjungi Pulau Bali dan Pulau Lombok Wallace menemukan perbedaan fauna di kedua pulau tersebut. Fauna di Pulau Bali mirip fauna Asia, sedangkan fauna di Pulau Lombok mirip fauna Australia. Berdasar kenyataan tersebut Wallace membuat garis pemisah dari Selat Lombok memanjang ke utara hingga Selat Makassar. Garis semu yang disebut Garis Wallace (Wallace’s Line) ini membagi fauna Indonesia menjadi dua tipe, yaitu fauna tipe Oriental dan fauna tipe Australia.

a.         Fauna Tipe Oriental

Fauna tipe Oriental mirip dengan fauna di Asia sehingga disebut juga tipe Asiatis. Fauna tipe Oriental berada di bagian barat wilayah Indonesia meliputi Pulau Sumatra, Jawa, Bali, dan Kalimantan. Kawasan ini dihuni banyak spesies mamalia berukuran besar, banyak terdapat kera dan jenis primata lainnya, serta spesies burung dengan warna bulu kurang menarik, tetapi dapat berkicau. Mamalia berkantung jarang dijumpai di kawasan ini. Contoh fauna tipe Oriental yaitu harimau sumatra, gajah sumatra, orang utan, bekantan, badak bercula satu, banteng, tarsius, kukang, dan elang jawa.

b.      Fauna Tipe Australia

Fauna tipe Australia mirip dengan fauna di Australia. Fauna tipe Australia berada di bagian timur wilayah Indonesia meliputi Pulau Sulawesi, Papua, Maluku, dan Nusa Tenggara. Kawasan ini dihuni banyak spesies mamalia berukuran kecil, banyak hewan berkantung, tidak terdapat kera, serta spesies burung memiliki warna beragam dan indah. Contoh fauna tipe Australia yaitu kanguru, kuskus, oposum, burung kasuari, burung merak, dan burung cenderawasih.

c.         Fauna Tipe Peralihan

Fauna tipe peralihan merupakan fauna yang mempunyai karakteristik mirip fauna Asia maupun Australia. Persebaran fauna tipe ini meliputi wilayah Pulau Sulawesi dan Pulau Nusa Tenggara. Pulau Sulawesi dianggap sebagai kawasan peralihan fauna Asia dan fauna Australia. Buktinya, di tempat ini ditemukan oposum dan kuskus yang merupakan fauna Australia, serta bekantan dan macaca (sejenis kera) yang merupakan fauna Asia. Selain itu, di wilayah peralihan ini dapat dijumpai anoa, kuda, komodo, babi rusa, dan beruang.[12]

3.        Persebaran Pertanian

Indonesia merupakan negara agraris. Sebutan itu sudah disandang sejak zaman dahulu. Tanah subur, iklim tropis yang stabil, dan air berlimpah memberikan daya dukung berkembangnya sektor pertanian. Lahan pertanian tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia. Persebaran lahan pertanian terbanyak berada di Pulau Jawa. Tanah Pulau Jawa memiliki tingkat kesuburan yang lebih baik dibandingkan daerah lain di Indonesia. Deretan gunung api yang melintasi Pulau Jawa menjadi salah satu penyebab tanah di Pulau Jawa lebih subur. [13]

a.         Tanaman Pangan

Persebaran lahan tanaman pangan hampir merata di seluruh Indonesia. Jenis tanaman padi mendominasi penggunaan lahan pertanian di Indonesia. Hampir 80–90% lahan pertanian digunakan untuk budi daya padi, baik padi sawah maupun padi ladang. Setiap jenis tanaman pangan mempunyai daerah sentra yang ditandai dengan jumlah produksi tinggi. Persebaran sentra produksi tanaman pangan tersaji pada tabel berikut.

No.

Jenis Tanaman

Sentra Produksi

1.

Padi

Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Lampung, Sumatra Selatan, dan Banten.

2.

Jagung

Jawa Timur, Jawa tengah, Lampung, Sulawesi Selatan, Jawa Barat, Sumatra Utara, NTT, dan NTB.

3.

Kedelai

Jawa Timur, Jawa Tengah, NTB, Aceh, Jawa Barat, dan Sulawesi Selatan.

 

b.         Tanaman Hortikultura

Tidak berbeda jauh dengan tanaman pangan, persebaran hortikultura masih terpusat di Pulau Jawa dan Sumatra. Jenis tanaman buah yang diusahakan sangat beragam, mulai dari jeruk, pisang, mangga, durian, hingga salak dan pepaya. Lahan tanaman buah dapat dijumpai dari dataran rendah hingga kawasan pegunungan. Persebaran jenis buah dan sentra produksinya tersaji pada tabel berikut.

No.

Jenis Buah

Sentra Produksi

1.

Pisang

Jawa Timur, Jawa Barat, Lampung, Jawa Tengah, Sumatra Utara, Banten, Sumatra Selatan, dan Sumatra Barat.

2.

Mangga

Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, NTB, NTT.

3.

Nanas

Lampung, Sumatra Selatan, Jawa Timur, Jawa Barat, Jambi, dan Kalimantan Barat.

 

Lokasi budi daya tanaman sayuran umumnya berada di daerah berhawa sejuk. Daerah seperti ini berada di kawasan pegunungan, seperti daerah Dieng dan Bandungan di Jawa Tengah, Lembang di Jawa Barat, dan Rejang Lebong di Bengkulu. Persebaran jenis sayuran dan sentra produksinya tersaji pada tabel berikut.

 

No.

Jenis Sayuran

Sentra Produksi

1.

Kol/kubis

Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Bengkulu, Sulawesi Selatan, Bali.

2.

Cabai besar

Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Sumatra Utara, Aceh, Sumatra Barat, Lampung, Sulawesi Selatan, Bengkulu, dan NTB.

3.

Bawang merah

Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, NTB, Sumatra Barat, dan Sumatra Utara.

 

Seperti halnya tanaman sayur, tanaman bunga akan tumbuh optimal di daerah yang berhawa sejuk. Kebun bunga biasanya terdapat pada kawasan dataran tinggi. Pulau Jawa dan Sumatra masih menjadi sentra produksi bunga, baik bunga potong maupun bunga hias. Sentra tanaman bunga terdapat di Provinsi Jawa Timur (Batu, Pujon, Tretes, Pasuruan, dan Madura), Jawa Barat (Cipanas, Bogor, Cisarua, Lembang, dan Sukabumi), Jawa Tengah (Bandungan, Tegal, Pemalang, Purbalingga, dan Magelang), Sumatra Utara (Berastagi, Kabanjahe, dan Tanjung Morawa), serta DKI Jakarta.

Berbeda dengan tanaman bunga, tanaman obat lebih merata lokasi lahannya. Kebun tanaman obat dapat ditemukan dari dataran rendah hingga daerah pegunungan. Tanaman obat tidak membutuhkan udara sejuk untuk dapat berkembang dengan baik. Tanaman obat juga tidak membutuhkan banyak pengairan karena beberapa jenis tanaman obat tahan terhadap kondisi kering.

Sentra produksi tanaman obat masih didominasi Pulau Jawa dan Sumatra. Sentra produksi jahe terdapat di Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, DI Yogyakarta, Lampung, Sumatra Utara, dan Sumatra Selatan. Sentra produksi kencur berada di Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, DI Yogyakarta, Kalimantan Timur, dan Nusa Tenggara Barat. Sentra produksi kunyit terdapat di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatra Utara, Lampung, Bengkulu, dan Kalimantan Selatan.[14]

4.         Persebaran Perkebunan

Perkebunan menjadi salah satu sektor yang memberikan kontribusi besar pada neraca perdagangan Indonesia. Jenis komoditas ekspor dari sektor perkebunan antara lain karet, kelapa, kelapa sawit, kakao (cokelat), kopi, tebu, teh, dan tembakau.

Persebaran produksi perkebunan cukup merata di Indonesia. Setiap daerah memiliki potensi unggulan perkebunan berbeda. Persebaran komoditas karet, kelapa, kelapa sawit, dan kopi terbanyak berada di luar Pulau Jawa seperti Pulau Sumatra dan Kalimantan. Komoditas tebu, teh, dan tembakau terbesar berada di Pulau Jawa.[15]

5.         Persebaran Peternakan

Berdasarkan data yang dipublikasikan Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, sebaran populasi hewan ternak masih terkonsentrasi di Pulau Jawa. Provinsi Jawa Timur menjadi pusat populasi untuk ternak sapi potong, sapi perah, ayam ras petelur, dan merpati. Provinsi Jawa Tengah menjadi sentra populasi ternak kambing, ayam buras, kelinci, puyuh, dan itik manila. Provinsi Jawa Barat menjadi pusat populasi ternak domba, ayam ras pedaging, dan itik.

Meskipun begitu, jumlah populasi terbanyak beberapa jenis hewan ternak dijumpai di luar Pulau Jawa seperti Pulau Sumatra, Nusa Tenggara, dan Sulawesi. Populasi terbesar ternak kerbau, babi, dan kuda berada di Provinsi Aceh, Nusa Tenggara Timur, dan Provinsi Sulawesi Selatan.[16]

6.         Persebaran Perikanan

Perairan laut Maluku merupakan perairan potensial di bagian timur Indonesia. Perairan ini memiliki keragaman ikan sangat tinggi, mulai dari cumi-cumi, kerapu, belanak, cakalang, tenggiri, hingga ikan tuna yang bernilai ekonomi tinggi. Selain perairan Maluku, perairan laut bagian timur Indonesia meliputi perairan Nusa Tenggara, Sulawesi, dan Papua. Dari perairan laut inilah sebagian besar produksi perikanan tangkap Indonesia berasal.

Perikanan tangkap menjadi salah satu tulang punggung produksi perikanan di Indonesia. Produksi perikanan juga didukung perikanan budi daya yang dilakukan masyarakat. Perikanan budi daya dilakukan dengan memanfaatkan perairan laut dan perairan darat. Persebaran sentra produksi perikanan dari masing-masing kategori tersaji pada tabel berikut.[17]

No.

Jenis Ternak

Sentra Produksi

A.

Perikanan tangkap

 

1.      Perairan laut

Sumatra Utara, Maluku, Jawa Timur, Papua, Sulawesi Utara, Jawa Tengah, DKI Jakarta, Bangka Belitung, dan Sumatra Barat.

2.      Perairan umum

Kalimantan Selatan, Sumatra Utara, Sumatra Selatan, Kalimantan Timur, Kalimntan Tengah, dan Jawa Tengah.

B.

Perikanan Budi Daya

 

1.      Budi daya laut

Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Jawa Timur, Maluku, NTB, NTT, Kalimantan Timur, Bali, dan Maluku Utara.

2.      Tambak

Sulawesi Selatan, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, NTB, Sulawesi Tenggara, Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, dan Lampung.

3.      Kolam

Jawa Barat, Sumatra Selatan, Jawa Timur, Sumatra Barat, Jawa Tengah, Lampung, Sumatra Utara, Riau, DIY, dan Bengkulu.

4.      Jaring apung

Jawa Barat, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Sumatra Selatan, Jawa Tengah, Riau, Jawa Timur, dan Jambi.

5.      Sawah

Jawa Barat, Sulawesi Utara, Bengkulu, Sumatra Utara, Sumatra Barat, DIY, Sumatra Selatan, Jawa Tengah, dan Sulawesi Selatan.

 

7.         Persebaran Kehutanan

Persebaran sektor kehutanan berhubungan erat dengan pemanfaatannya. Kawasan hutan Indonesia dimanfaatkan untuk berbagai keperluan yaitu hutan lindung, hutan produksi, hutan konversi, serta hutan suaka alam dan pelestarian alam. Jenis hutan produksi yang terdiri atas hutan produksi terbatas dan hutan produksi tetap memiliki lahan terluas yang mencapai 56 juta hektare.

Sektor kehutanan menghasilkan produksi berupa kayu dan nonkayu. Hasil hutan tersebut diperoleh dari hutan alam, hutan tanaman, hutan rakyat, dan perkebunan kayu. Jenis dan sentra produksi hasil hutan Indonesia tersaji pada tabel berikut.[18]

No.

Jenis Hasil Hutan

Sentra Produksi

A.

Kayu

 

1.      Kayu bulat

Riau, Jambi, Kalimantan Timur, Sumatra Selatan, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Sumatra Utara.

2.      Kayu lapis (pywood)

Jawa Timur, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Jawa Tengah, Banten, Riau, dan Maluku Utara.

B.

Nonkayu

 

1.      Minyak kayu putih

Maluku dan Jawa tengah.

2.      Sagu

Papua, Papua Barat, dan Riau.

 

8.         Persebaran Pertambangan

Timah telah menjadi salah satu komoditas ekspor unggulan sektor pertambangan Indonesia. Timah digunakan sebagai bahan baku pelapis logam, solder, dan bahan baku kerajinan (cendera mata). Cadangan timah terbesar terdapat Pulau Bangka dan Pulau Belitung. Cadangan timah juga dijumpai di Pulau Singkep dan Pulau Karimun. Komoditas timah Indonesia telah menembus pasaran luar negeri sejak zaman dahulu.

Persebaran bahan tambang timah memang tidak begitu luas. Berbeda dengan bahan tambang lain seperti minyak bumi, gas alam, batu bara, dan emas yang persebarannya lebih luas. Berikut ini tabel persebaran beberapa bahan tambang di Indonesia.[19]

 

No.

Bahan Tambang

Lokasi Tambang

1.

Aspal

Sulawesi Tenggara (Pulau Buton)

2.

Tembaga

Papua

3.

Mangan

Jawa Barat (Tasikmalaya), Yogyakarta (Kiripan), dan Sumatra Selatan (Martapura).

4.

Belerang

Jawa Timur (Gunung Welirang, Gunung Ijen), dan Jawa Barat (Gunung Patuha).

5.

Marmer

Jawa Timur, Lampung, dan Sulawesi Selatan.

6.

Yodium

Jawa Tengah (Semarang) dan Jawa Timur (Mojokerto).

 

  1. Pemanfaatan Sumber Daya Alam

Di Indonesia, dikenal dengan sumber daya alam yang sangat melimpah karena salah satu faktor utamanya adalah letak wilayah Indonesia yang strategis dan beriklim tropis. Sumber daya alam yang dimiliki, baik yang dapat diperbarui maupun yang tidak bisa diperbarui sangat bermanfaat untuk kepentingan dan kelangsungan hidup masyarakat Indonesia.

Pemanfaatan sumber daya alam dapat dilakukan atau dirasakan langsung dan maupun tidak langsung. Pemanfaatan langsung adalah sumber daya alam dinikmati atau dikonsumsi langsung cukup melalui proses pengolahan yang relatif singkat (pengolahan menggunakan alat sederhana). Sedangkan pemanfaatan secara tidak langsung artinya sumber daya alam yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan harus melalui proses pemilihan, peleburan, pemisahan, dan perakitan melalui beberapa tahapan.[20]

Contoh sumber daya alam yang dapat dinikmati atau dikonsumsi langsung oleh masyarakat adalah hasil pertanian, perkebunan dan perikanan. Sedangkan, sumber daya alam yang dinikmati atau dirasakan secara tidak langsung seperti minyak bumi, gas alam, barang tambang yang harus diolah terlebih dahulu agar dapat dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat.

1.      Hasil Pertanian

Pertanian menjadi salah satu saktor andalan bagi bangsa Indonesia. Tanah subur, iklim tropis stabil dan air melimpah menjadi daya dukung utama berkembangnya sektor prtanian. Pertanian merupakan usaha atau kegiatan membudidayakan dan mengembangkan tanaman pertanian yang meliputi tanaman panagan dan holtikultura.[21]

No

Bentuk SDA

Komoditas

Manfaat

1

Pertanian

Padi

Makanan Pokok

Jagung

Makanan Pokok, Makanan Ternak

Sayuran

Makanan Pokok dan Obat

Kacang Kedalai

Bahan baku tahu, tempe, Kecap

Hasil dari tanaman pangan seperti  padi, jagung, kacang hijau, kacang tanah, ubi kayu, ubi jalar, dsb. Tanaman pangan inilah yang dimanfaatkan mayoritas penduduk indonesia sebagai makanan pokok. Kemudian hasil tanaman holtikultura seperti  tanaman buah, sayuran, bunga, dan obat-obatan. Tanaman ini harus segera dikonsumsi sebagai makanan atau obat ataupun dipasarkan sebagai tanman hias karena, ciri khas hasil komoditasnya yang mudah rusak/ tidak tahan lama dalam kondisi segar.[22]

 

2.      Hasil Perkebunan

Hampir sama dengan pertanian, perkebunan juga merupakan bagian (subsektor) dari pertanian. Perkebunan merupakan usaha budidaya tanaman yang luas untuk menghasilkan komoditas perdagangan dalam skala besar. Jenis tanaman perkebunan meliputi tanaman semusim dan tanaman tahunan seperti tebu, teh, tembakau, kopi, kelapa, kakao dan karet. Sebagian besar hasil perkebunan dimanfaatkan sebaai sumber bahan baku industri sehingga jenis tanaman perkebunan digolongkan sebagai tanaman industri, misalnya karet dan kelapa sawit. Komoditas yang dihasilkan dari perkrbunan dipasarkan hingga ke tempat jauh, misalnya negara lain.

Hingga saat ini tercatat ada 127 jenis tanaman untuk dikembangkan menjadi tanaman perkebunan yang akan dibina oleh Dirjen Perkebunan Kementrian Pertanian republik Indonesia. Dari jumlah tersebut ada 15 jenis tanaman yang menjadi unggulan perkebunan nasional yaitu karet, kelapa, kelapa sawit, kopi, kakao, teh jambu mete, cengkeh lada , jarak pagar, tebu, tembakau, kapas, nilam dan kemiri sunan. Jenis tanaman tersebut mempunyai keunggulan komparatif dan komprtitif dibandingkan jenis tanaman yang lain.[23]

No

Bentuk SDA

Komoditas

Manfaat

1

Perkebunan

Kelapa Sawit

Bahan baku minyak goreng dan margarin

Tebu

Bahan baku gula

Karet

Bahan baku ban

Kapas

Bahan baku Kapas

Kina

Obat malaria

Rosela

Bahan karung goni

 

3.      Hasil Peternakan

Sumber daya peternakan merupakan hasil kegiatan membudidayakan dan mengembangbiakkan hewan ternak. Kegiatan ini mempunyai beberapa tujuan, seperti diambil produknya (daging, susu, telur, kulit), diambil tenaganya, meningkatkan populasi hewan, serta tujuan ilmu pengetahuan dan ekologis lainnya.

Hingga saat ini usah peternakan di Indonesia masih didominasi oleh peternakan rakyat (small farmers). Jumlah peternakan rakyat lebih dari 90 persen dari jumlah keseluruhan peternak Indonesia. Hewan ternak dipelihara untuk dimanfaatkan tenaga dan kotorannya. Tenaga ternak besar (sapi dan kerbau) digunakan untuk membantu pekerjaan seperti membajak sawah dan mengangkut hasil-hasil bumi. Kotoran ternak diolah menjadi pupuk kandang yang dapat menyuburkan tanaman dan memperbaiki struktur tanah.[24]

No

Bentuk SDA

Komoditas

Manfaat

1

Peternakan

Sapi

Makanan pokok dan sumber protein

Kambing

Makanan pokok dan sumber protein

Ayam

Makanan pokok dan sumber protein

Lebah

Madu

Ulat Sutera

Bahan baku kain sutera

 

4.      Laut dan Perikanan

Perikanan merupakan kegiatan ekonomi dalam bidang budi daya serta penangkapan ikan dan biota perairan lainnya. Biota perairan meliputi semua jenis mahluk hidup lain (biota air) yang menjadi penghuni perairan, termasuk karang dan tumbuhan air.

 

No

Bentuk SDA

Komoditas

Manfaat

1

Laut dan Perikanan

Ikan

Makanan pokok dan sumber protein

Rumput Laut

Obat, kosmetik, dan bahan makanan

Terumbu Karang

Obat, dan tempat rekreasi bawah laut

 

5.      Kehutanan

Kehutanan adalah sistem pengurusan yang bersangk paut dengan hutan, kawasan hutan, dan hasil hutan yang diselenggarakan secara terpadu. Sumber daya kehutanan meliputi semua potensi yang terdapat didalamnya. Potensi tersebut meliputi sumber daya tanah , air, flora, fauna, dan sumber daya hutan itu sendiri sebagai satu kesatuan ekosistem. [25]

Setiap jenis sumber daya hutan mempunyai manfaat bagi kehidupan manusia dan mahluk hidup di bumi, mulai dari manfaat ekonomi, ekologi, ilmu pengrtahuan, hingga manfaat bagitu  sosial budaya. Begitu pentingnya manfaat hutan bagi kehidupan manusia, maka hutan harus harus dikelola dengan baik dan benar agar dapat memberikan manfaat yang optimal.

No

Bentuk SDA

Komoditas

Manfaat

1

Kehutanan

Kayu jati

Perabot dan bahan bangunan

Rotan

Bahan baku Muebel

Madu

Obat-obatan

Kayu Ulin

Pembuatan kapal

 

6.      Hasil Pertambangan

Bahan tambang tergolong sumber daya alam tidak terbarukan. Kelompok sumber daya alam ini sulit terbentuk kembali, jika pun bisa membutuhkan waktu yang sangat lama.[26] Negara kita juga terkenal sebagai salah satu negara yang kaya dengan barang tambang. Usaha pertambangan dimaksudkan untuk mengambil sumber daya alam yang ada dalam perut bumi. Barang-barang tambang disiapkan menjadi bahan baku industri. Barang-barang tambang berupa logam , mimyak bumi, dan gas bumi merupakan hasil tambang andalan. Indonesia memiliki banyak usaha pertambangan misalnya tambang minyak, tambang batu bara, tambang emas dan perak, tambang bijih besi, dsb.[27]

No

Bentuk SDA

Komoditas

Manfaat

1

Tambang

Minyak bumi

Bahan bakar kendaraan dan kompor

Gas alam

Bahan baku kompor gas

Belerang

Sampuran Obat

Grafit

Bahan baku pensil

Marmer

Bahan bangunan

 

 

Timah

Lapisan pelindung logam

 

 

Alumunium

Perabot rumah tangga

 

  1. Persebaran dan Pemanfaatan SDA di Ponorogo

Kabupaten Ponorogo yang sebagian besar luas wilayahnya terdiri dari area kehutanan, persawahan dan perkebunan memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah, potensi wisata alam juga banyak terdapat di kabupaten Ponorogo.

Potensi wisata alam yang sudah banyak dikenal oleh masyarakat di antaranya Telaga Ngebel, Taman Wisata Ngembak di Kelurahan Ronowijayan Siman, Air Terjun Pletuk di Jurug Sooko, Gunung Pringgitan di wilayah Wates Slahung, Gunung Bayangkaki di Temon Sawoo, Air Terjun Jeruk Klenteng di  Tumpuk Sawoo, Guo Lowo Sampung, Hutan Wisata Kucur Badegan, Air Terjun Toyomerto di Pupus Ngebel, Batu Semaur di Temon Ngrayun, dan lain-lain.

Untuk potensi area hutan, meliputi kayu yang digunakan untuk pertukangan, bahan terpentyn, bahan gondorukem, minyak kayu putih dan getah pinus. Adapun tanaman tumpangsarinya yang banyak tumbuh di area hutan meliputi kunyit baik kuning maupun putih, kencur, jahe, singkong, cengkeh, panili dan lain-lain.

Disamping potensi hasil hutan di atas, Kabupaten Ponorogo juga memiliki potensi bahan tambang yang cukup banyak. Berdasarkan wilayah kecamatan, jenis bahan tambangnya adalah:

1.      Kecamatan Ngrayun : mangaan, oker, pirit dan tras.

2.      Kecamatan Slahung: seng, mangaan, batu gamping, kaolin, bentonit, zeolit, gypsum, tras.

3.      Kecamatan Bungkal: seng.

4.      Kecamatan Sambit: tras.

5.      Kecamatan Sawoo: batu gamping.

6.      Kecamatan Sooko: tras dan emas.

7.      Kecamatan Pulung: emas, mangaan, tras dan sirtu.

8.      Kecamatan Sampung: batu gamping dan tras.

9.      Kecamatan Jenangan: sirtu.

10.  Kecamatan Badegan: pirit, galena dan tras.

11.  Kecamatan Ngebel: emas, sirtu dan tras.

Sedangkan untuk kecamatan lainnya yang letak wilayahnya berada di dataran rendah sampai saat ini belum ada penelitian, sehingga belum bisa diketahui potensi sumber daya alamnya baik yang berupa bahan tambang maupun hasil bumi lainya selain pertanian.

Kebutuhan akan bahan galian tambang sebagai bahan baku industri atau bahan proyek fisik yang terus meningkat dari tahun ke tahun mengakibatkan berkurangnya ketersediaan potensi bahan galian tambang tersebut yang sifatnya terbatas dan merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui lagi. Potensi sumber daya alam berupa bahan galian industri di wilayah Kabupaten Ponorogo sebagian telah diekploitasi/ditambang, seperti marmer, andesit, dan batu gamping. Sebagian besar bahan galian industri lainya memang belum dimanfaatkan secara maksimal, seperti bentonit, gipsum, kalsedon, kaolin, lempung, oker, rijang, sirtu, tras dan zeolit.[28]


 

BAB III

KESIMPULAN

Perbedaan karakteristik ruang di setiap wilayah sangat mempengaruhi kegiatan ekonomi, sosial, budaya, dan pola hidup masyarakat. Seain itu, perbedaan karakteristik ruang di setiap wilayah juga sangat mempengaruhi kekayaan sumber daya alam di masing-masing wilayah. Sumber daya alam merupakan kebutuhan bagi manusia untuk memenuhi hidupnya. Sumber daya alam yang dimiliki indonesia menghasilkan kekayaan alam berupa hasil pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan, perikanan, hasil hutan dan hasil tambang yang tersebar merata di seluruh wilayah indonesia. Maka akan bermanfaat apabila kita dapat mengolah sumber daya alam tersebut dengan baik. Pemanfaatan sumber daya alam harus dilakukan secara hati-hati dan bijaksana. Karena, jika memanfaatkannya dengan sembarangan sehingga habis dan rusak, maka akan berdampak atau mengancam kehidupan masyarakat.


 

DAFTAR PUSTAKA

 

Giyanto. (2018). Ensiklopedia Geografi Sumber Daya Alam. Klaten: Cempaka Putih.

Sudarmi. (2017). Geografi Regional Indonesia. Yogyakarta: Mobius.

Supriyadi, Slamet. (2019). Karakteristik Geografis dan Pemanfaatan Sumber Daya Alam. (Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

 

Syamsiati, Dwi. (2019).  Persebaran Sumber Daya Alam di Indonesia. Klaten: Cempaka Putih.

www.golekpawarto.com. Potensi SDA Ponorogo, Trenggalek & Pacitan. Diakses pada 29 Januari 2020

 

Giyarto. (2015). Sumber Daya Alam dan Pemanfaatannya  Klaten: Saka Mitra Kompetensi

 

BKG, Tim. (2007). IPS Terpadu untuk Sekolah Dasar Kelas IV. Jakarta: Penerbit Erlangga



[1] Slamet Supriyadi, Karakteristik Geografis dan Pemanfaatan Sumber Daya Alam. (Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2019), hlm. 32

[2] Sudarmi, Geografi Regional Indonesia. (Yogyakarta: Mobius, 2017), hlm. 2.

[3] Supriyadi, Op.Cit., hlm. 33.

[4] Sudarmi, Op.Cit., hlm. 9.

[5] Supriyadi, Op.Cit., hlm. 33.

[6] Giyanto, Ensiklopedia Geografi Sumber Daya Alam, (Klaten: Cempaka Putih, 2018), hlm. 1

[7] Ibid., hlm. 2-4

[8] Ibid., hlm. 39

[9] Dwi Syamsiati, Persebaran Sumber Daya Alam di Indonesia, (Klaten: Cempaka Putih, 2019), hlm. 6

[10] Giyanto, Op.Cit., hlm. 40

[11] Syamsiati, Op.Cit., hlm. 7.

[12] Giyanto, Op.Cit., hlm. 41-42

[13] Syamsiati, Op.Cit., hlm. 10

[14] Giyanto, Op.Cit., hlm. 43-47

[15] Syamsiati, Op.Cit., hlm. 11

[16] Giyanto, Op.Cit., hlm. 50-53

[17] Syamsiati, Op.Cit., hlm. 21

[18] Giyanto, Op.Cit., hlm.55.

[19] Giyanto, Op.Cit., hlm. 57

[20] Supriyadi Slamet, Karakteristik Geografis dan Pemanfaatan Sumber Daya Alam SD (Jakarta, Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2019). Hlm.38

[21] Giyarto, Sumber Daya Alam dan Pemanfaatannya (Klaten, Saka Mitra Kompetensi, 2015) Hlm.24

[22] Arsyad, dkk, IPS Terpadu untuk Sekolah Dasar Kelas IV (Jakarta, Penerbit Erlangga, 2007). Hlm.44

[23] Giyarto, Op, Cit. Hlm.26

[24] Giyarto, Op, Cit. Hlm.28

[25] Giyarto, Op, Cit. Hlm.33

[26] Ibid....Hlm.36

[27] Arsyad, Op, Cit. Hlm.47

[28] www.golekpawarto.com. Potensi SDA Ponorogo, Trenggalek & Pacitan. Diakses pada 29 Januari 2020

Komentar